الجمعة، 21 ديسمبر 2012

Nasihat Segelas Air Kejatuhan Lalat


** Kajian Hidup Sehat & Cara Penyembuhan Kaum Sufi


“Dan Allah relah meratakan bumi untuk makhluk-Nya. Di dalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang, biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?” (Quran Surat. 55: 10-13)
 

Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan “Ada dua macam ilmu pengetahuan; yakni ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan tubuh”. Nabi SAW sering kali menguraikan sifat dan nilai dari berbagai macam makanan dan rempah-rempah yang berkhasiat untuk tubuh. Uraiannya ini dicatat oleh para istri dan sahabat r.a. yang masih dapat ditemukan sampai sekarang.
Bagi orang sufi Nabi SAW adalah perwujudan dari orang yang hidup sempurna mungkin, dan karena mencakup kebiasaan-kebiasaan makanannya, maka nasihat-nasihatnya tentang diet menjadi basis makanan sehari-hari kaum sufi. Pada tahap permulaan, calon sufi mengambil perilaku yang dikenal sebagai fana’ fi syaikh, artinya lebur di dalam kesyaikh-an.
Jangka waktu untuk mengikuti jalan perilaku ini bisa panjang atau pendek. Selama waktu itu, sang murid semirip mungkin menerapkan perilaku sang syaikh dalam segala hal. Yakni, si murid berpakaian seperti syaikhnya, memakan makanan syaikh, atau melakukan praktik-praktik yang dinasihatkan oleh syaikh.
Kalau jalan hidup dalam ajaran Islam diikuti dengan tindakan atau ucapan yang benar, maka hasilnya adalah perkembangan stasiun rohani yang dikenal sebagai “ihsan”, yang artinya berkah. Seperti pernah dituturkan oleh sufi Abu Anis Barkat Ali, “Mengikuti perilaku Nabi SAW adalah sunnah, yang merupakan akar Islam. Sufisme adalah buah dari pohon Islam, atau bau wangi buahnya. Jika tidak ada akar, bagaimana mungkin bisa ada buah?,”.
Ketika priode fana’ fi syaikh ini berakhir, sang murid memasuki fase berikutnya, disebut fana’ fi mursyid, yakni meniru pakaian, makanan, dan perilaku umum dan khusus dari pemimpin atau mursyid dari tarekat tertentu yang diikuti si murid. Jadi, praktik-praktik diperluas, makanan dikurangi dan puasa diperbanyak.
Begitu pula pengertian yang lebih dalam dari Alquran dikaji, diungkapkan dengan perantaraan para syaikh tarekat yang bersangkutan. Evolusi berikutnya adalah memasuki fase yang dikenal sebagai fana’ fi rasul, yakni si murid tenggelam dalam bayang-bayang rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Akhirnya menyusuli tahap ini, jika berhasil murid mencapai keadaan yang dikenal sebagai fana fi Allah, atau peleburan total di dalam dzat Allah Yang Maha Kuasa.
Karena jalan sufi adalah jalan yang bertahap dan masuk akal, yakni sepenuhnya sesuai dengan sifat dasar manusia dalam segala hal. Mula-mula murid memusatkan perhatian pada peniruan cara yang benar dalam makan, tidur, berjalan, duduk, sembahyang, dan perilaku-perilaku yang sama. Syaikh selalu memberikan saran-saran dan bimbingan yang berguna, dan dengan rasa sayang memperbaiki setiap tindakan sang murid yang tidak benar.
Pada tahap-tahap awal tasawuf, perjuangan yang paling utama adalah menundukkan hawa nafsu lahiriah yang kasar. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan dan saran-saran Nabi Muhammad SAW, termasuk pula pengetahuan dari para dokter Islam, menjadi sangat penting untuk dipelajari, dipahami, dan diterapkan oleh setiap calon sufi.
Syaikh Hakim Mu’inuddin Chisyti dalam bukunya Penyembuhan Cara Sufi (Lentera) menyebutkan, sebelum menyampaikan pilihan hadis Nabi Muhammad yang secara khusus berkaitan dengan kesehatan, terasa oleh sebagian orang nasihat yang dituturkan rasulullah ini mungkin terasa pelik, kuno atau sangat ganjil.
Salah satu hadis itu, mengatakan, bahwa jika seekor lalat jatuh ke dalam minuman, maka sebelum diminum harus terlebih dahulu mencelupkan seluruh tubuh lalat ke bawah permukaan air. Merendamnya beberapa saat baru kemudian diminum. Nasihat ini tampaknya sangat aneh, atau orang yang taat kebersihan akan mengatakan berbahaya.
Sebab, secara medis seekor lalat diketahui membawa semacam patogen (parasit yang menimbulkan penyakit, red) pada beberapa bagian tubuhnya (sebagaimana disebutkan Nabi Muhammad sekitar 1.400 tahun lalu). Orang sufi tidak akan segan menuruti nasihat itu, sebab dia tahu bahwa Allah tidak akan menciptakan penyakit tanpa dan mencegahnya, kecuali penyakit kemunduran usia alias mati.
Dr Muhammad M El Samahy, dekan Fakultas Ilmu Hadis Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir telah menulis sebuah artikel yang secara medis mengungkapkan kejeniusan dari nasihat yang memang terasa misterius tersebut. Dr El Samahy menerangkan bahwa para pakar mikrobiologi telah menemukan adanya sel-sel yang keluar melalui saluran pernafasan lalat.
Katanya, ketika lalat dicelupkan seluruhnya ke dalam minuman, maka terjadi perubahan dalam tekanan osmosis yang menyebabkan pecahnya sel. Nah, isi sel-sel inilah yang menangkal patogen yang dibawa lalat dalam tubuhnya. (mis)

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق